wall Facebook DR Warsito |
Oleh karena itu mereka tak lagi menerima klien baru per 2 Desember 2015, klinik riset kanker Warsito juga memutuskan hanya akan melayani klien lama sampai Rabu, 27 Januari 2016 atau hari ini. Selanjutnya klinik ini akan tutup total dan menganjurkan klien untuk melakukan terapi ke fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan dan Kemenristekdikti. (liputan6)
Imbas dari penutupan itu akhirnya 100 karyawan klinik riset kanker tersebut mengalami PHK. Setelah tidak diakui di Indonesia, sekarang ini DR Warsito memilih berkarir di luar negeri. Beliau terbang ke Warsawa, ibukota Polandia.
Melalui laman facebooknya, Senin (8/2/2016), DR Warsito sang penemu Alat Pembasmi Kanker ECCT (Electro Capasitive Cancer Treatment) menulis tentang aktivitasnya sekarang.
"Warsawa is the born city of Marie Curie, physicist, the discoverer of Polon and Radon, the only woman to win twice Nobel Prizes, pioneer of radio-therapy100+ years ago.
Now, we started the first ECCT international training for cancer treatment from the first place where Curie Institute of Oncology, Warsaw is founded."
Kira-kira artinya begini: "Warsawa adalah kota lahir dari Marie Curie, fisikawan, penemu Polon dan Radon, satu-satunya wanita yang memenangkan dua kali Hadiah Nobel, pelopor radio-terapi 100 tahun yang lalu.
Sekarang, kami mulai pelatihan internasional ECCT pertama untuk pengobatan kanker dari tempat pertama di mana Curie Institute of Oncology, Warsawa didirikan."
Begitu tulis ilmuwan Indonesia asli kelahiran Karanganyar yang meraih gelar doktor (Ph.D) dari Teknik Elektro di Shizouka University Jepang ini. Update status Facebook DR Warsito ini mendapat tanggapan ramai dari publik netizen yang mengucapkan selamat dan mendoakan keberhasilan beliau disana.
Lantas bagaimana tanggapan Pemerintah Indonesia tentang Beliau sekarang ini?